Anggota DPRD Muba Diduga Hamili Gadis Berusia 19 Tahun
Anggota DPRD Muba Diduga Hamili Gadis Berusia 19 Tahun - Hancur sudah masa depan Amelia (19). Anak baru gede (ABG) yang baru saja lulus SMA ini harus melahirkan dan merawat bayi yang baru berumur 40 hari sendirian.
Pasalnya anggota DPRD Kabupaten Musi Banyuasin berinisial Es, pria yang diduga menghamilinya, enggan bertanggungjawab. Tidak terima ditelantarkan begitu saja, ia kemudian melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Siaga Ops Polda Sumatera Selatan, Selasa (9/11/2010).
Amelia yang didampingi pengacaranya, Rozalia SH dan Ismatul Iffah SH, menuturkan perkenalannya dengan Es berawal pada akhir tahun 2009 lalu. Saat itu ia sedang asyik makan dengan teman-temannya di sekitar GOR Kampus Palembang.
Tak berapa lama, salah satu temannya mengenalkannya pada seorang pria yang diketahui seorang anggota DPRD di Muba. Meski baru berkenalan, mereka tampak akrab dan saling bertukar nomor ponsel.
Rupanya perkenalan tersebut berlanjut. Es sangat sering menghubunginya, baik melalui short massage system (SMS) ataupun menelepon langsung. Karena terlalu intensnya berkomunikasi, Es lalu mengajak Amelia untuk jalan-jalan. ABG yang baru saja lulus SMA ini pun menyambut baik ajakan tersebut, karena merasa pria yang baru dikenalnya sangat ramah dan baik.
"Saya mau saja diajak bertemu. Selain orangnya kelihatan baik, ia juga mengaku bujangan," imbuh Amelia ketika diwawancarai Sripo.
Akhirnya mereka bertemu di Palembang pada Selasa (19/1). Amelia lalu diajak jalan-jalan dan makan di sebuah restoran. Sehabis makan, warga Jl Depaten Baru Kelurahan 27 Ilir Kecamatan IB II Palembang ini merasakan pusing di kepala. Beberapa saat kemudian badannya merasa lemas dan tidak sadarkan diri. Ternyata tanpa sepengatahuannya, pada air yang diminumnya sudah dimasukan obat penenang.
Tak berapa lama, ia terbangun namun masih dalam keadaan setengah sadar. Ia sangat kaget ternyata sudah berada di sebuah kamar hotel. Namun tubuhnya tak dapat digerakan karena merasakan pusing dan lemas yang luar biasa. Tiba-tiba sebuah tubuh seorang pria yang ia kenali, sudah menindihnya dan memperkosanya.
"Setengah sadar saya melihatnya melakukannya. Namun saya tak mampu menggerakan tubuh saya karena merasa lemas dan pusing di kepala," jelas Amelia didampingi beberapa anggota keluarganya.
Ketika sudah sadar penuh, ia mulai merasakan sakit di bagian kewanitaannya. Amelia pun menangis tersedu-sedu. Namun Es merayunya dengan iming-iming akan bertanggungjawab. Amelia juga dijanjikan akan dinikahi serta diberi rumah.
Amelia ternyata termakan bujuk rayunya. Hubungan mereka pun berlanjut dan berkali-kali melakukan hubungan maksiat. Saat Es tahu kekasihnya tersebut hamil, ia malah senang dan terus berhubungan.
Hingga akhirnya masa kehamilan memasuki usia empat bulan. Saat itulah, Es menunjukkan tabiat aslinya. Ia manjadi susah dihubungi dan tidak pernah lagi menampakan batang hidungnya. Bahkan hingga Amelia melahirkan anaknya pada Rabu (29/11) lalu, pria yang menghamilinya tidak kunjung datang.
Keluarga Amelia pun marah besar. Mereka mengirimkan surat somasi pada Es, memintanya agar segera mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun somasi tersebut tidak digubris sama sekali. Hingga perbuatan ini dilaporkan ke Siaga Ops Polda Sumsel.
"Kakak saya yang membiayai seluruhnya. Dari saat persalinan hingga perawatan anak saya," ungkap Amelia dengan lirih.
Kabid Humas Polda Sumsel AKBP Sabarudding Ginting ketika dikonfirmasi membenarkan laporan tersebut. Menurutnya pihaknya sudah menerima laporannya dan akan segera melakukan penyelidikan.
Dengan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi dan bukti yang berhubungan dengan kasus tersebut. "Laporan sudah diterima dan akan segera ditindaklanjuti," ujar Sabaruddin Ginting. tribunnews
Pasalnya anggota DPRD Kabupaten Musi Banyuasin berinisial Es, pria yang diduga menghamilinya, enggan bertanggungjawab. Tidak terima ditelantarkan begitu saja, ia kemudian melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Siaga Ops Polda Sumatera Selatan, Selasa (9/11/2010).
Amelia yang didampingi pengacaranya, Rozalia SH dan Ismatul Iffah SH, menuturkan perkenalannya dengan Es berawal pada akhir tahun 2009 lalu. Saat itu ia sedang asyik makan dengan teman-temannya di sekitar GOR Kampus Palembang.
Tak berapa lama, salah satu temannya mengenalkannya pada seorang pria yang diketahui seorang anggota DPRD di Muba. Meski baru berkenalan, mereka tampak akrab dan saling bertukar nomor ponsel.
Rupanya perkenalan tersebut berlanjut. Es sangat sering menghubunginya, baik melalui short massage system (SMS) ataupun menelepon langsung. Karena terlalu intensnya berkomunikasi, Es lalu mengajak Amelia untuk jalan-jalan. ABG yang baru saja lulus SMA ini pun menyambut baik ajakan tersebut, karena merasa pria yang baru dikenalnya sangat ramah dan baik.
"Saya mau saja diajak bertemu. Selain orangnya kelihatan baik, ia juga mengaku bujangan," imbuh Amelia ketika diwawancarai Sripo.
Akhirnya mereka bertemu di Palembang pada Selasa (19/1). Amelia lalu diajak jalan-jalan dan makan di sebuah restoran. Sehabis makan, warga Jl Depaten Baru Kelurahan 27 Ilir Kecamatan IB II Palembang ini merasakan pusing di kepala. Beberapa saat kemudian badannya merasa lemas dan tidak sadarkan diri. Ternyata tanpa sepengatahuannya, pada air yang diminumnya sudah dimasukan obat penenang.
Tak berapa lama, ia terbangun namun masih dalam keadaan setengah sadar. Ia sangat kaget ternyata sudah berada di sebuah kamar hotel. Namun tubuhnya tak dapat digerakan karena merasakan pusing dan lemas yang luar biasa. Tiba-tiba sebuah tubuh seorang pria yang ia kenali, sudah menindihnya dan memperkosanya.
"Setengah sadar saya melihatnya melakukannya. Namun saya tak mampu menggerakan tubuh saya karena merasa lemas dan pusing di kepala," jelas Amelia didampingi beberapa anggota keluarganya.
Ketika sudah sadar penuh, ia mulai merasakan sakit di bagian kewanitaannya. Amelia pun menangis tersedu-sedu. Namun Es merayunya dengan iming-iming akan bertanggungjawab. Amelia juga dijanjikan akan dinikahi serta diberi rumah.
Amelia ternyata termakan bujuk rayunya. Hubungan mereka pun berlanjut dan berkali-kali melakukan hubungan maksiat. Saat Es tahu kekasihnya tersebut hamil, ia malah senang dan terus berhubungan.
Hingga akhirnya masa kehamilan memasuki usia empat bulan. Saat itulah, Es menunjukkan tabiat aslinya. Ia manjadi susah dihubungi dan tidak pernah lagi menampakan batang hidungnya. Bahkan hingga Amelia melahirkan anaknya pada Rabu (29/11) lalu, pria yang menghamilinya tidak kunjung datang.
Keluarga Amelia pun marah besar. Mereka mengirimkan surat somasi pada Es, memintanya agar segera mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun somasi tersebut tidak digubris sama sekali. Hingga perbuatan ini dilaporkan ke Siaga Ops Polda Sumsel.
"Kakak saya yang membiayai seluruhnya. Dari saat persalinan hingga perawatan anak saya," ungkap Amelia dengan lirih.
Kabid Humas Polda Sumsel AKBP Sabarudding Ginting ketika dikonfirmasi membenarkan laporan tersebut. Menurutnya pihaknya sudah menerima laporannya dan akan segera melakukan penyelidikan.
Dengan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi dan bukti yang berhubungan dengan kasus tersebut. "Laporan sudah diterima dan akan segera ditindaklanjuti," ujar Sabaruddin Ginting. tribunnews
Komentar
Posting Komentar